Eksistensi Bahasa
Indonesia dalam Era globalisasiSebelum kita masuk kedalam eksistensi
Bahasa Indonesia ada baiknya kita mengenal apa itu globalisasi. Globalisasi
merupakan keterkaitan dan ketergantungan antar bangsa dan antar manusia di
seluruh dunia melalui perdagangan, investasi, perjalanan, budaya populer, dan
bentuk-bentuk interaksi yang lain
sehingga batas-batas suatu Negara
menjadi semakin sempit.Globalisasi
adalah suatu proses di mana antar individu, antar kelompok, dan antar negara
saling berinteraksi, bergantung, terkait, dan memengaruhi satu sama lain yang
melintasi batas negaraDalam banyak
hal, globalisasi mempunyai banyak karakteristik yang sama dengan internasionalisasi sehingga kedua istilah ini sering
dipertukarkan. Sebagian pihak sering menggunakan istilah globalisasi yang
dikaitkan dengan berkurangnya peran negara atau batas-batas negara.Eksistensi Bahasa Indonesia yang merupakan jati diri bangsa
Indonesia pada era globalisasi sekarang ini, perlu dibina dan dimasyarakatkan
oleh setiap warga negara Indonesia. Hal ini diperlukan agar bangsa Indonesia
tidak terbawa arus oleh pengaruh dan budaya asing yang tidak sesuai dengan
bahasa dan budaya bangsa Indonesia. Pengaruh alat komunikasi yang begitu
canggih harus dihadapi dengan memertahankan jati diri bangsa Indonesia,
termasuk jati diri bahasa Indonesia. Ini semua menyangkut kedisiplinan berbahasa
nasional, dengan mematuhi semua kaidah atau aturan pemakaian bahasa Indonesia.
Dengan disiplin berbahasa Indonesia akan membantu bangsa Indonesia untuk
mempertahankan dirinya dari pengaruh negatif asing atas kepribadiannya sendiri.Bahasa Indonesia memang memegang peranan penting
dalam membangun manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan sumber daya
manusia. Karena itu, peningkatan pendidikan bahasa Indonesia di sekolah-sekolah
perlu dilakukan melalui peningkatan kemampuan akademik para pengajarnya. Demikian
juga halnya dengan Bahasa dan Sastra Indonesia sebagai sarana pengembangan
penalaran, karena pembelajaran bahasa Indonesia selain untuk meningkatkan
keterampilan berbahasa, juga untuk meningkatkan kemampuan berpikir, bernalar,
dan kemampuan memperluas wawasan.Untuk itu, peningkatan fungsi bahasa Indonesia
sebagai sarana keilmuan perlu terus dilakukan sejalan dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Seirama dengan ini, peningkatan mutu pengajaran
bahasa Indonesia di sekolah perlu terus dilakukan. Untuk menyemarakkan
penggunaan bahasa Indonesia dengan baik dan benar, pemerintah telah menempuh
politik kebahasaan, dengan menetapkan bulan Oktober sebagai Bulan Bahasa.Namun, jika kita melihat kenyataan di lapangan,
secara jujur harus diakui, bahasa Indonesia belum difungsikan secara baik dan
benar. Banyak para penuturnya masih dihinggapi sikap inferior (rendah diri),
sehingga merasa lebih modern, terhormat, dan terpelajar jika dalam peristiwa
tutur sehari-hari, baik dalam ragam lisan maupun tulis, menyelipkan setumpuk
istilah asing. Walaupun sudah ada padanannya dalam bahasa Indonesia.Sayangnya, beberapa kaidah yang telah
dikodifikasi dengan susah-payah tampaknya belum banyak mendapatkan perhatian
masyarakat luas. Akibatnya bisa ditebak, pemakaian bahasa Indonesia bermutu
rendah: kalimatnya rancu dan kacau, kosa-katanya payah, dan secara semantik
sulit dipahami maknanya. Anjuran untuk menggunakan bahasa Indonesia dengan baik
dan benar seolah-olah hanya bersifat sloganistis, tanpa tindakan nyata dari
penuturnya .Melihat persoalan di atas, tidak ada kata lain,
kecuali menegaskan kembali pentingnya pemakaian bahasa Indonesia dengan kaidah
yang baik dan benar. Hal ini disamping dapat dimulai dari diri sendiri, juga
perlu didukung oleh pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah. Sumber:www. kompasiana.com www.wikipedia.com
0 komentar:
Posting Komentar