Selasa, 30 April 2013

Contoh Latar Belakang Penulisan Ilmiah

Posted by rachman On 22.31



BAB 1
PENDAHULUAN

 Latar belakang Masalah

Dalam kehidupan sehari-hari, seringkali terjadi berbagai masalah yang menghambat pekerjaan kita. Untuk dapat mengatasi masalah tersebut kita menggunakan komputer sebagai salah satu cara memecahkan masalah. Kita juga dapat menggunakan komputer agar lebih berguna untuk membantu masalah tertentu. Dalam mencari lokasi diperlukan informasi untuk dapat mencapai lokasi yang ingin dituju.

Komputer bisa menjadi salah satu unsur penting. Banyak informasi yang didapatkan dengan mudah melalui media tersebut. Salah satu contohnya menyampaikan para pengguna untuk mencari sarana olahraga. Sarana olahraga meyediakan berbagai macam fasilitas yang ada. Tetapi karena banyaknya gelanggang olahraga dan beragam fasilitas, sehingga terkadang tidak memungkinkan bagi pengunjung untuk mendatangi semua gelanggang olahraga satu persatu, karena membuang waktu percuma jika pengunjung memasukan sarana yang salah sehingga pengunjung tidak mendapatkan fasilitas yang diinginkan.

Penulis memilih Gelanggang Olahrga di Jakarta sebagai materi Aplikasi, karena penulis ingin memberikan inovasi baru dalam pembelajaran letak geografis untuk pembagian wilayah beserta nama-nama gelanggang olahrga yang ada di Jakara dengan tampilan yang menarik. Mengingat di era jaman sekarang, mayoritas masyarakat kurang mengetahui tentang lokasi gelanggang olahraga di Indonesia, khusus nya Jakarta. Hal tersebut melatarbelakangi penulis membuat Aplikasi yaitu “ Pembuatan Aplikasi Letak Geografis Gelanggang Olahraga di Jakarta menggunakan Adobe Flash CS3 Professional”

Selasa, 23 April 2013

Artikel sistem pendidikan

Posted by rachman On 23.19



Artikel tentang Sistem Pendidikan

     Pemahaman dan pandangan tentang mutu pendidikan selama ini sangat beragam. Orangtua memandang pendidikan yang bermutu sebagai lembaga pendidikan yang megah, gedung sekolah yang kokoh dengan genting yang memerah bata, taman sekolah yang indah, dan seterusnya. Para ilmuwan memandang pendidikan bermutu sebagai sekolah yang siswanya banyak menjadi pemenang dalam berbagai lomba atau olimpiade di tingkat nasional, regional, maupun internasional. Repatriat mempunyai pandangan yang berbeda lagi. Sekolah yang bermutu adalah sekolah yang memberikan mata pelajaran bahasa asing bagi anak-anaknya. Orang kaya tentu memiliki pandangan yang berbeda pula. Pendidikan yang bermutu adalah pendidikan yang diperoleh anaknya dengan membayar uang sekolah yang setinggi langit untuk memperoleh berbagai paket kegiatan ekstrakurikuler. Berbagai predikat lembaga pendidikan sekolah telah lahir, seperti sekolah favorit, sekolah unggulan, sekolah plus, kelas unggulan. Ada pula berbagai predikat lembaga pendidikan yang juga muncul bak jamur di musim penghujan, seperti boarding school, full day school, sekolah nasional berwawasan internasional, sekolah alam, dan sekolah berwawasan internasional. Semua sebutan itu tidak lain untuk menunjukkan aspek mutu pendidikan yang akan diraihnya.

Lalu, bagaimana sesungguhnya pendidikan yang bermutu tersebut? Dalam tulisan singkat ini akan dijelaskan secara sekilas tentang pandangan UNESCO tentang beberapa dimensi mutu pendidikan. Uraian tentang dimensi mutu pendidikan itu tertuang dalam buku EFA Global Monitoring Report 2005 atau Laporan Pemantauan Global Pendidikan Untuk Semua. Setiap tahun, UNESCO menerbitkan laporan tentang perkembangan pendidikan, baik pendidikan formal dan pendidikan informal, di berbagai belahan dunia.

Dalam bentuk diagramtis dimensi mutu pendidikan digambarkan sebagai berikut:


Berdasarkan diagram tersebut, tampak bahwa setidaknya ada lima dimensi yang terkait dengan mutu pendidikan.

               1.      Karakteristik pembelajar (learner characteristics)
Dimensi ini sering disebut sebagai masukan (inputs) atau malah masukan kasar (raw inputs) dalam teori fungsi produksi (production function theory), yaitu peserta didik atau pembelajar dengan berbagai latar belakangnya, seperti pengetahuan (aptitude), kemauan dan semangat untuk belajar (perseverance), kesiapan untuk bersekolah (school readiness), pengetahuan siap sebelum masuk sekolah (prior knowledge), dan hambatan untuk pembelajaran (barriers to learning) terutama bagi anak luar biasa. Banyak factor latar belakang peserta didik yang sangat mempengaruhi mutu pendidikan di negeri ini. Banyak anak usia sekolah yang tidak didukung oleh kondisi yang kondusif, misalnya peserta didik yang berasal dari keluarga tidak mampu, keluarga pecah (broken home), kesehatan lingkungan, pola asuh anak usia dini, dan faktor-faktor lain-lainnya. Dimensi ini menjadi faktor awal yang mempengaruhi mutu pendidikan.   

              2.      Pengupayaan masukan (enabling inputs)
Ada dua macam masukan yang akan mempengaruhi mutu pendidikan yang dihasilkan, yaitu sumber daya manusia dan sumber daya fisikal. Guru atau pendidik, kepala sekolah, pengawas, dan tenaga kependidikan lain menjadi sumber daya manusia (human resources) yang akan mempengaruhi mutu hasil belajar siswa (outcomes). Proses belajar mengajar tidak dapat berlangung dengan nyaman dan aman jika fasilitas belajar, seperti gedung sekolah, ruang kelas, buku dan bahan ajar lainnya (learning materials), media dan alat peraga yang dapat diupayakan oleh sekolah, termasuk perpustakaan dan laboratorium, bahkan juga kantin sekolah, dan fasilitas pendidikan lainnya, seperti buku pelajaran dan kurikulum yang digunakan di sekolah. Semua itu dikenal sebagai infrastruktur fisikal (physical infrastructure atau facilities). Singkat kata, mutu SDM yang tersedia di sekolah dan mutu fasilitas sekolah merupakan dua macam masukan yang sangat berpengaruh terhadap mutu pendidikan.

                3.       Proses belajar-mengajar (teaching and learning)
Dimensi ketiga ini sering disebut sebagai kotak hitam (black box) masalah pendidikan. Dalam kotak hitam ini terdapat tiga komponen utama pendidikan yang saling berinteraksi satu dengan yang lain, yaitu peserta didik, pendidik, dan kurikulum. Tanpa peserta didik, siapa yang akan diajar? Tanpa pendidik, siapa yang akan mengajar, dan tanpa kurikulum, bahan apa yang akan diajarkan? Oleh karena itu mutu proses belajar mengajar, atau mutu interaksi edukatif yang terjadi di ruang kelas, menjadi faktor yang amat berpengaruh terhadap mutu pendidikan. Efektivitas proses belajar-mengajar dipengaruhi oleh: (1) lama waktu belajar, (2) metode mengajar yang digunakan, (3) penilaian, umpan balik, bentuk penghargaan bagi peserta didik, dan (4) jumlah peserta didik dalam satu kelas.

Ruang kelas di Indonesia sangat kering dengan media dan alat peraga. Pakar pendidikan, Dr. Arif Rahman, M.Pd. sering menyebutkan bahwa ruang kelas kita ibarat menjadi penjara bagi anak-anak. Jika diumumkan ada rapat dewan pendidik, dalam arti tidak ada kelas, maka bersoraklah para siswa, ibarat keluar dari pintu penjara tersebut. Sesungguhnya, di sinilah kelemahan terbesar pendidikan di negeri ini. Proses belajar mengajar di ruang kelas kita sangat kering dari penggunaan teknik penguatan (reinforcement), kering dari penggunaan media dan alat peraga yang menyenangkan. Dampaknya, dapat diterka, yaitu hasil belajar yang belum memenuhi standar mutu yang ditentukan. Sentral permasalahan lemahnya proses belajar mengajar di dalam kelas ini, sebenarnya sudah diketahui, yakni kualifikasi dan kompetensi guru. Setengah guru kita belum memenuhi standar kualifikasi. Apalagi dengan standar kompetensinya. Timbullah istilah ‘guru tak layak’. Belum lagi dengan masalah kesejahteraannya. Ada pendapat yang menyatakan bahwa semua masalah bersumber dari masalah kesejahteraan. Memang, kesejahteraan guru menjadi salah satu syarat agar guru dapat disebut sebagai profesi, selain (1) memerlukan keahlian, (2) keahlian itu diperoleh dari proses pendidikan dan pelatihan, (3) keahlian itu diperlukan masyarakat, (4) punya organisasi profesi, (5) keahlian yang dimiliki dibayar dengan gaji yang memadai (Suparlan, 2006).    



              4.      Hasil belajar (outcomes)
Hasil belajar adalah sasaran yang diharapkan oleh semua pihak. Di sini memang terjadi perbedaan harapan dari pihak-pihak tersebut. Pihak dunia usaha dan industri (DUDI) mengharapkan lulusan yang siap pakai. Pendidikan kejuruan dipacu agar dapat memenuhi harapan ini. Sedang pihak praktisi pendidikan pada umumnya cukup berharap lulusan yang siap latih. Alasannya, agar DUDI dapat memberikan peran lebih besar lagi dalam memberikan pelatihan.

Setidaknya, semua jalur, jenjang, dan jenis pendidikan menghasilkan lulusan yang dapat membaca dan menulis (literacy), berhitung (numeracy), dan kecakapan hidup (life skills) Ini memang pasti.  Selain itu, peserta didik harus memiliki kecerdasan emosional dan sosial (emotional dan social intelligences), nilai-nilai lain yang diperlukan masyarakat. Terkait dengan berbagai macam kecerdasan, Howard Gardner menegaskan bahwa “satu-satunya sumbangan paling  penting untuk perkembangan anak adalah membantunya untuk menemukan bidang yang paling cocok dengan bakatnya” (Daniel Goleman, 2002: 49, dalam Suparlan, 2004: 39). Hasil belajar yang akan dicapai sesungguhnya yang sesuai dengan potensinya, sesuai dengan bakat dan kemampuannya, serta sesuai dengan tipe kecerdasannya, di samping juga nilai-nilai kehidupan (values) yang diperlukan untuk memeliharan dan menstransformasikan budaya dan kepribadian bangsa. Dalam perspektif psikologi pendidikan dikenal sebagai ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Dalam perspektif sosial dikenal dengan istilah 3H (head, heart, hand). Tokoh pendidikan dari Minang mengingatkan bahwa “Dari pohon rambutan jangan diminta berbuah mangga, tapi jadikanlah setiap pohon mangga itu menghasilkan buah mangga yang manis” (Muhammad Sjafei, INS). Semua itu pada dadarnya untuk mencapai tujuan pendidikan nasional “…. berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab” (Pasal 3 UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional).  

             5.      konteks (contexts) atau lingkungan (environments)
Keempat dimensi yang telah dijelaskan tersebut saling pengaruh-mempengaruhi dengan konteks (contexts) atau lingkungan (environments) yang meliputi berbagai aspek alam, sosial, ekonomi, dan budaya, sebagai berikut:
  • Economics and labour market conditions in the community atau kondisi pasar ekonomi dan pasar dalam masyarakat.
  • Socio-cultural and religious factors atau faktor religius dan sosip-kultural.
  • Educational knowledge and support infrastructure atau pengetahuan dan infrastruktur yang mendukung dunia pendidikan.
  • PUBLIC RESOURCES AVAILABLE FOR EDUCATION atau ketersediaan sumber-sumber masyarakat untuk pendidikan.
  • Competitiveness of the teaching profession on the labour market atau daya saing profesi mengajar pada pasar tenaga kerja.
  • National governance and management strategies atau strategi manajemen dan tata kelola pemerintahan.
  • Philosophical standpoint of teacher and learner atau pandangan filosofis guru dan peserta didik.
  • Peer effects atau pengaruh teman sebaya.
  • PARENTAL SUPPORT atau dukungan orangtua atau keluarga.
  • Time available for schooling and home works atau ketersediaan waktu untuk sekolah dan PR.
  • National standards atau standar-standar nasional.
  • PUBLIC EXPECTATIONS atau harapan masyarakat.
  • Labour market demands permintaan pasar tenaga kerja.
  • Globalization atau globalisasi.
Pada awalnya, peran orangtua (rumah) dan keluarga belum dipandang sebagai dimensi yang benar-benar berpengaruh terhadap mutu pendidikan. Sekarang dukungan orangtua menjadi salah satu faktor yang berpengaruh terhadap hasil belajar peserta didik. Dalam kajian tentang sekolah efektif (effective school), dukungan orangtua siswa dan masyarakat menjadi salah satu faktor dalam sekolah efektif.


Kesimpulan
Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan di muka, dapatlah ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:

(1) mutu pendidikan memiliki lima dimensi yang saling terkait
(2) lima dimensi mutu pendidikan hakikatnya juga merupakan faktor yang membentuk sekolah efektif
(3) sekolah yang efektif, dengan kata lain, dapat disebut sebagai sekolah yang bermutu.
(4) dukungan orangtua dan masyarakat terhadap upaya peningkatan mutu pendidikan disalurkan melalui wadah lembaga sosial yang kini dikenal dengan Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah. 
Jakarta, 21 Februari 2007.

Sumber : http://www.artikelbagus.com/2012/04/artikel-mutu-pendidikan.html

Rabu, 17 April 2013

Karangan dan Perbedaan Karya Ilmiah dan Non Ilmiah

Posted by rachman On 10.25


KARANGAN

            1.     DEFINISI KARANGAN


Karangan merupakan karya tulis hasil dari kegiatan seseorang untuk mengungkapkan gagasan dan menyampaikanya melalui bahasa tulis kepada pembaca untuk  dipahami. Lima jenis karangan yang umum dijumpai dalam keseharian adalah narasi, deskripsi, eksposisi, argumentasi, dan persuasi.

             2.     MACAM-MACAM KARANGAN,CIRI-CIRI DAN CONTOHNYA

NARASI
Karangan Narasi merupakan salah satu jenis pengembangan paragraf dalam sebuah tulisan yang rangkaian peristiwa dari waktu ke waktu dijabarkan dengan urutan awal, tengah, dan akhir.

         Ciri-ciri Narasi:
a.       Menggunakan urutan waktu dan tempat yang berhubungan secara kausalitas
b.      Terdapat unsur tokoh yang digambarkan mempunyai perwatakan yang jelas
c.       Terdapat alur cerita, setting dan konflik

         Contoh Narasi:
Cerpen, novel, cerbung, cergam, kisah perjalanan, biografi, dan autobiografi.

DESKRIPSI
Karangan deskripsi ialah tulisan yang berusaha memberikan perincian atau melukiskan dan mengemukakan objek yang sedang dibicarakan (seperti orang, tempat, suasana atau hal lain).

         Ciri-ciri deskripsi:
a.       Melukiskan atau menggambarkan suatu objek tertentu
b.      Bertujuan untuk menciptakan kesan atau pengalaman pada diri pembaca agar seolah-olah mereka melihat, merasakan, atau mendengar, sendiri suatu objek yang dideskripsikan
c.       Sifat penulisannya objektif karena selalu mengambil objek tertentu, yang dapat berupa tempat, manusia, dan hal yang dipersonifikasikan
d.      Penulisannya dapat menggunakan cara atau metode realistis (objektif), impresionistis (subjektif), atau sikap penulis.

         Contoh deskripsi:
Menjelaskan kejadian yang kita alami dapat berupa kesan maupun pengalaman pribadi.

EKSPOSISI

Eksposisi adalah karangan yang dimaksudkan untuk memaparkan menerangkan dan menyampaikan suatu hal untuk menambah pengetahuan dan pandangan pembaca.

        Ciri-ciri karangan eksposisi yaitu:
a.       Memberikan informasi kepada pembaca
b.      Adanya fakta dan informasi
c.       Berfungsi untuk memperjelas apa yang akan disampaikan

         Contoh karangan eksposisi:
Cara pembuatan, manfaat kegiatan ekstrakulikuler, peranan majalah dinding di sekolah.

ARGUSMENTASI

Argumentasi adalah karangan yang membuktikan kebenaran suatu hal. Argumentasi berusaha meyakinkan pembaca tentang suatu kebenaran dengan memperkuat ide, dan pendapat penulis. Karangan ini bertujuan untuk mengubah dan mempengaruhi sikap dan pandangan pembaca.

        Ciri-ciri karangan argumentasi yaitu:
a.       Terdapat pernyataan, idea atau gagasan yang dikemukakan
b.      Pembenaran berdasarkan fakta dan data yang disampaikan

          Contoh karangan Argumentasi:

Kapan pendidikan Gratis Terwujud
Pendidikan gratis hanya janji yang bergema luas saat kampanye dan pemilihan pimpinan daerah maupun pusat. Saat pemilihan usai akan lain ceritanya.
Anak-anak miskin di kota, desa, dan pendalaman tetap mengalami kesulitan untuk mengakses pendidikan yang layak. Di perkotaan sekolah berloma-lomba meningkatkan sarana dan prasaran dengan jalan menaikkan pungutan dengan dalil sumbangan pendidikan,uang gedung, dan lain-lain karena biasanya masyarakat perkotaan lebih milih sekolah yang mempunya sarana pendidikan yang baik sehingga mereka tidak akan segan untuk membayar mahal demi memberikan pendidikan yang terbaik bagi anak-anak mereka.
Sebaliknya di pinggiran kota, pedesaan, dan pendalaman, sekolah tidak bisa mengenakan pungutan kepada orang tua siswa karena tidak ada lagi yang bisa dipungut dari masyarakat. Para siswa harus puas dengan kondisi fasilitas pendidikan yang jauh dari kata layak. Di sinilah kita bertanya, dimanakah peran pemerintah?

PERSUASI
Karangan persuasu adalah karangan yang menyakinkan pembaca agar melakukan perintah, nasihat, atau ajakan penulis.

       ciri-ciri Karangan Persuasi yaitu:
a)      Terdapat himbauan atau ajakan
b)      Berusaha mempengaruhi pembaca
c)       Perbedaan Karangan ilmiah dan karangan non ilmiah besera ciri-ciri dan contohnya.

         Contoh Karangan Persuasi:
Contoh persuasi adalah pidato, bentuk tulisan berupa iklan dan selebaran, iklan ditv, dan lain-lain.

              3. PERBEDAAN KARYA ILMIAH DAN NON ILMIAH, DAN CIRI-CIRINYA
        
                    KARANGAN ILMIAH

Karangan ilmiah merupakan karangan ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta dan ditulis menurut metodologi penulisaan yang baik dan benar. Karangan ilmiah harus ditulis secara jujur dan akurat berdasarkan kebenaran tanpa mengingat akibatnya.kebenaran dala karangan ilmiah itu adalah kebenaran yang objektif-positif, sesuai dengan data dan fakta di lapangan dan buka kebenaran yang normatif

Ciri-ciri Karangan ilmiah:
a.       Menyajikan fakta objektif secara sistematis.
b.      Pernyataannta cermat, tepat, tulus, dan benar, serta tidak membuat terkaan.
c.       Penulisnya tidak mengejar keuntungan pribadi.
d.      Penyusunannya dilaksanakan secara sistematis, konseptual dan procedural.

Contoh Karangan ilmiah :

a)      Makalah
Lazimnya, makalah dibuat melaluikedua cara berpikir tersebut. Tetapi, tidak menjadi soal manakala disajikan berbasis berpikir deduktif (saja ) atau induktif (saja). Yang penting, tidak berdasar opini belaka.

b)      Skripsi
Skripsi adalah karya tulis (ilmiah) mahasiswa untuk melengkapi syarat mendapatkan gelar sarjana(S1). Bobotnya 6 satuan kredit semester (SKS) dan dalam pengerjakannya dibantu oleh dosen pembimbing. Dosen pembimbing berperan ‘mengawal’ dari awal  sampai akhir hingga mahasiswa mampu mengerjakan dan mempertahankannya pada ujian skripsi.


c)       Tesis
Tesis merupakan jenis karya ilmiah yang bobot ilmiahnya lebih dalam dan tajam dibandingkan skripsi. Ditulis untuk menyelesaikan pendidikan pasca sarjana. Mahasiswa melakukan penelitian mandiri, menguji satu atau lebih hipotesis dalam mengungkapkan ‘pengetahuan baru’.

d)      Disertasi
Pencapaian gelar akademik tertinggi adalah predikat Doktor. Gelar dotor (ph.D) dimungkinkan manakala mahasiswa (s3) telah mempertahankan disertasi dihadapa Dewan Penguji Disertasi yang terdiri dari profesor atau Doktor dibidang masing-masing.

e)      Artikel Ilmiah
Artikel ilmiah, bisa ditulis secara khusus, bisa pula ditulis berdasarkan hasil penelitian semisal skripsi, tesis, disertasi atau penelitian lainnya dalam bentuk lebih praktis.

KARANGAN NON ILMIAH

Karangan non ilmiah merupakan karangan yang sudah lazim digunakan dalam dunia tulis-menulis, karangan non ilmiah biasa disebutkan dengan karangan fiksi ataupun non fiksi, perbedaan yang cukup mencolok dari kalangan ilmiah dengan karangan non ilmiah adalah pada karangan ilmiah bersifat hasil penelitian sehingga faktual objektif sedangkan karangan non ilmiah adalah karangan yang bebas dan berasal dari pemikiran sang penulis itu sendiri contohnya adalah novel, roman, cerpen, puisi, dan lain sebagainya.

        Ciri-ciri karangan non ilmiah:
a.       Ditulis berdasarkan fakta pribadi.
b.      Fakta yang disimpulkan objektif
c.       Gay abahasa konotatif dan populer
d.      Tidak memuat hipotesis
e.      Penyajian dibarengi dengan sejarah
f.        Bersifat imajinatif

        Contoh karangan Non Ilmiah :
a. Cerpen : Suatu prosa naratif fiktif
b. Novel   : Prosa yang mengungkapkan cerita kehidupan seseorang dengan orang lain disekelilingnya dengan menonjolkan watak dan sifat.
Contoh (cerita hantu jeruk perut karya Yennie Hardieidjaja dan synopsis telenevola Maria Mercedes).
c. Artikel :  Karangan yang bersifat fakta dan seara lengkap dengan panjang tertentu yang dibuat untuk dipublikasikan melalui koran, majalah, buku, dan sebagainya.



Sumber :  http: //www.blogiztic.net/2012/11/macam-macam-karangan-dalam-bahasa.html
               http: //griyawardani.wordpress.com/2013/12/31/jenis-jenis-karangan/ 
               http:// sepercikilmupengetahuan.b;ogspot.com/2014/04/skripsi-tesis-disertai-karya-ilmiah.html
               ww.wikipedia.org